World Heaven

Kamis, 26 Mei 2016

MAGANG DI KEMENTERIAN PARIWISATA [PART 1]



Hallo selamat pagi,
Saya Fiki, mahasiswa Telkom University program studi S1-Administrasi Bisnis dari Fakultas Komunikasi dan Bisnis. Saat ini saya berada di tahun ketiga akhir menjelang tahun keempat (actually I already passed 6th semester final exam). Perpindahan semester enam ke tujuh sangat identik dengan kata "MAGANG" yang mungkin bagi sebagian orang itu adalah hal yang menarik, dan sebagian orang lainnya menganggap hal ini sebagai momok/hal yang menakutkan.

Untuk mata kuliah magang terdiri dari 4sks (hanya sampai semester ini, semester depan ganti kurikulum baru dan magang menjadi 2sks). Beberapa mahasiswa memilih untuk melamar magang lebih awal untuk mengantisipasi segala kemungkinan (termasuk saya). Awal semester enam saya sangat excited untuk melamar magang, saat itu tempat yang saya inginkan adalah NET TV ( korban The East). Pokoknya All I want is doing internship in media television, kalaupun bukan NET TV, I am okay with others like RCTI, Trans TV, bahkan MNC juga tidak apa-apa. Jadilah saya dan beberapa teman mendaftar magang di Trans TV secara online. Step by step kami lalui dengan mudah hingga sampai step akhir kami diminta untuk menunggu telepon dari pihak Trans mengkonfirmasi ketersediaan slot magang.

Menunggu adalah hal menjenuhkan. Yaps, that's right! hampir sebulan saya dan teman menunggu untuk konfirmasi dari Trans TV dan tak kunjung mendapat kepastian. Karena kegelisahan tersebut akhirnya saya dan teman saya mengubah strategi untuk mendaftar di tempat lain. Ada banyak tempat yang menjadi alternatif pilihan kami dan kami pun bingung akhirnya. Di tengah kebingungan untuk menentukan tempat makan, muncul teman saya merekomendasikan saya untuk mendaftar ke Kementerian Pariwisata. Whoa, everyone must be excited! ini tempat yang saya pernah impikan ketika saya masih kecil dan tentunya saya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini.

Mulailah sekitar awal februari saya mencari informasi seputar magang di Kemenpar. Ada salah satu blog yang menyajikan dengan lengkap informasi tentang magang di Kemenpar, kalo tidak salah Milkyway nama blognya. Dari referensi yang saya dapatkan mulailah saya mengumpulkan satu demi satu persyaratan magang, seperti:
1. Surat rekomendasi/pengantar dari kampus
2. CV
3. Surat Keterangan Mahasiswa
4. Fotokopi KTP
5. Fotokopi KTM
6. Foto Formal

Semua persyaratan saya masukkan kedalam amplop cokelat besar (boleh pake map) untuk segera diserahkan ke bagian kepegawaian Kemenpar. Berkas bisa dikirimkan lewat pos atau datang langsung ke Gedung Sapta Pesona di Jalan Medan Merdeka Barat no 17, Jakarta Pusat. Saya memilih untuk datang secara langsung supaya lebih pasti.

Pada tanggal 20an Februari, saya dan teman saya berangkat ke Jakarta dari Bandung dengan menggunakan kereta. Karena kami masih belum terlalu tahu Jakarta, kami memutuskan untuk datang ke Budhe saya dulu dan menginap disana. Saya datang ke Gd Sapta Pesona dengan diantar oleh Pakdhe saya. Sesampainya di depan gedung saya langsung merasa mulas karena gugup.Akhirnya dengan membaca basmallah saya masuk kedalam dan menemui Bagian Kepegawaian. Sesampainya di ruangan Kepegawaian saya diarahkan untuk menemui Bu Nur. Sempat deg-degan sih, eh ternyata Bu Nur orangnya ramah sekali bahkan fast respon. Beliau menanyakan jurusan kami, kami menjawab Administrasi Bisnis. Langsung beliau mengatakan "Oh Administrasi ya, itu berarti ke Destinasi aja, Kalian temui Bu Yuni dan serahkan berkas kalian ke Bu Yuni, kalau di acc nanti serahkan ke saya."

Dengan polosnya kami menuju ke ruangan Destinasi, dan menemui Bu Yuni. Sayangnya Bu Yuni sedang tidak ada ditempat, akhirnya kami menunggu di depan mejanya selama 4 jam. Tepat sebelum jam makan siang, Bu Yuni datang dan mengecek berkas-berkas kami. Beliau sempat melontarkan beberapa pertanyaan perihal berkas yang kami bawa. Kami mengira akan langsung diacc, tapi ternyata tidak. Beliau mengatakan akan mengecek lagi dan nanti dihubungi melalui email. Dan dimulailah penantian panjang kami.......[To Be Continued]

Rabu, 27 Agustus 2014

TO: MY SISTER

Untuk adikku yang (sesungguhnya sangat) ku sayangi.

Aku selalu kesulitan untuk mengatakan dan menunjukan kasih sayangku di hadapanmu.
Tapi dengan tulisan, ku rasa ini cara terbaikku untuk menunjukkannya, apa yang tidak dapat aku katakan.
Ketika aku masih berusia 6 tahun, tepat tiga hari setelah ulang tahunku kau pun lahir. Awalnya ketika Ibu mengatakan bahwa aku akan mempunyai seorang adik, aku sangatlah khawatir. Tapi ketika kau lahir, aku berusaha menerimamu.


Di awal usiamu, kau hampir membuatku jengkel dengan segala tingkah lakumu. Dimulai saat Ibu menyuruhku untuk menjagamu ketika Ia sedang ada urusan, dan kau berulah. Kemudian ketika hari ulang tahun pertamamu dan kita merayakannya bersama, kau pun berulah lagi. Setelah kau mulai mengenali lingkungan, kau selalu ingin ikut kemana pun aku pergi, kau bahkan mengikutiku hingga ke sekolahku. Namun, ada saat dimana kau hampir membuatku menyesal telah mengabaikanmu, saat aku mengatakan "Aku tidak mau berteman denganmu." dan kau langsung merengek dan menangis memintaku untuk berteman denganmu. Saat itu aku lah satu-satunya teman yang kau punya. Juga saat dimana kau memintaku untuk mengajakmu bersepeda ketika aku akan bersepeda dengan temanku. Aku marah dan meninggalkanmu di depan rumah, hingga akhirnya ketika aku pulang, Bapak memberi tahuku bahwa kau menungguku hingga tertidur di depan rumah. Aku sangat terkejut. Meskipun begitu terkadang aku masih kesal dengan tingkahmu yang menyebalkan. Seperti kau selalu meminta barang yang sama denganku, kau selalu mengejekku karena nilai matematikaku, kau bahkan mengadu kepada Ibu tentang siapa laki-laki yang aku sukai.

Ketika aku bertambah dewasa, aku begitu khawatir denganmu, bukan karena hal-hal menyebalkan yang kau lakukan. Aku khawatir bagaimana kau mulai menapaki dunia luar, aku khawatir ketika kau mulai melangkah seorang diri (tanpaku yang menggandeng tanganmu atau menggendongmu), aku khawatir bagimana orang akan memperlakukanmu, aku khawatir tentang kesehatanmu yang memburuk karena kau menyukai jajanan luar, aku bahkan khawatir meskipun sekarang kau sudah berusia 12 tahun.

Aku harus benar-benar membiarkanmu seorang diri, ketika aku harus tinggal di kota lain karena pendidikan. Begitu sulit untuk melepasmu, aku takut kau akan menemui saat-saat sulit ketika aku tak lagi disampingmu, bahkan meskipun kau bisa menghadapinya.

Malam pertama aku meninggalkan kota ini, malam pertama aku tidur di kasur baruku, aku menangis sepanjang malam. Kau memberitahu Ibu jika kau sakit, aku semakin ingin menangis. Bahkan ada sesuatu yang menusuk tenggorokanku ketika aku menelponmu. Itu saat-saat yang berat.

Kini kau sudah di bangku SMP, kelak kau akan segera menyusulku untuk merantau. Ku harap kau akan pergi ke kota dimana aku tinggal, agar aku dapat tetap menjagamu.

Sabtu, 02 Agustus 2014

WE ARE FAMILY


Hallo semua, selamat sore!
       Lama tak bersua, sebelumnya fiki minal aidzin wal faidzin ya, maafkan semua kesalahan fiki baik yang disengaja maupun tidak disengaja. postingan fiki hari ini adalah tentang kekeluargaan. Kenapa kekeluargaan? kenapa tidak keluarga saja? tentu saja berbeda, keluarga sudah pasti memang keluarga kita dan pastilah memiliki kekeluargaan. Tapi kekeluargaan belum pasti karena ada ikatan keluarga diantaranya. That's the point! diantara kami memang tak ada ikatan keluarga, namun kami menciptakan dan memiliki suasana kekeluargaan diantara kami.
      Banyak orang berkata, kalau kita akan menemukan, mengalami, dan merasakan banyak hal istimewa di masa putih abu-abu. Ya, hal itu benar. Berbeda di masa smp maupun kuliah, masa sma adalah masa-masa dimana seseorang berada diantara ribuan pilihan. Pada masa itu mereka diharuskan memilih mana yang akan menjadi jalan mereka selanjutnya. Tidak hanya itu, mereka juga dituntut untuk mengenal dan benar-benar mengetahui siapa mereka, ini yang disebut jati diri. Sehingga, setiap hal yang mereka alami dan lalui akan terasa berbeda dan berkesan.
      Awal pertemuan kami (S.O.S) mungkin sama dengan pengalaman bertemu orang baru yang dialami orang pada umumnya. Namun, kami sendirilah yang memutuskan untuk tidak sama dengan pengalaman banyak orang umumnya, Kami memilih cara kami sendiri untuk menjadikan kelas kami sebagai keluarga. Dimulai pada saat kami masih kelas sebelas, kami seperti asing satu sama lain, kalaupun akrab kami seperti berkubu-kubu. Suatu ketika kelas kami dipindahkan ke ruangan lain (the most strategic place ever). Disitulah kemudian kami membuka sesi heart-to-heart . Seseorang diharuskan mengemukakan perasaannya pada tiap-tiap anak di kelas kami. Awalnya banyak diantara kami yang jengkel ketika namanya disebut oleh anak yang berada di depan dan mengemukakan kesan jeleknya. Namun, itulah awal perubahan kelas kami. Fortunately, kami semua cepat sadar mengatasi keadaan sosial di kelas kami dan sebagai social student kami dituntut untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Masing-masing dari kami merubah hal yang bad menjadi hal yang good. Sejak itulah banyak senyum yang tersebar di kelas kami, bahkan kami mulai berani menunjukkan Crazysyndrome yang kami derita. 
    

    
    Banyak hal kami lewati bersama, di tahun pertama kami bersama, kami melakukan banyak hal bodoh, seperti jajan di kantin ketika kelas berlangsung sambil menunggu guru, membawa sepiring mie goreng dan segelas ice milk ke dalam kelas (A'am paling sering melakukan ini), berebut pc di perpustakan hanya untuk online (Aku, Fais, Pepi, Brikop, dan Rizki yang paling sering berebut), menjemur kaos kaki di pagar taman depan kelas (sungguh aku tidak ikut dalam hal bodoh ini), tidur di masjid yang terletak di belakang kelas kami ketika kelas mulai membosankan, dan mengerjakan lagu yang ditugaskan oleh guru musik kami (kami pernah mendapat masalah besar di kelasnya). Hal menyebalkan yang terjadi di kelas sebelas adalah ujian solfegio dan vocal group, yang merupakan  tugas dari guru musik kami. Itu menjadi menyebalkan karena kami (mungkin hanya aku) harus membaca sederetan bahkan berbaris-baris not yang terlihat seperti rumus matematika. Tidak hanya itu, aku yang merupakan a girl with easy to laugh habit sangat susah untuk lolos ujian ini bahkan aku hanya lolos tahap 1 (Puji harus aku salahkan dalam hal ini, ia yang membuatku tertawa selama ujian) dan tidak hanya itu vocal group juga menjadi menyebalkan ketika aku seperti berada di kelompok yang salah (tidak ada pemilik suara sopran maupun tenor dalam kelompok kami) dan lagu terpilih untuk kelompokku adalah.....Alusia Au. Kuharap ini menjadi lagu terakhirku dalam vocal group dan tidak! ternyata aku mendapatkan lagu ini lagi di kelas berikutnya. Oh iya pada kelas sebelas kami masih terikat dengan ekstrakulikuler. Mayoritas kami memiliki ekstrakulikuler yang sama, yang perempuan mengikuti kelas instrumen musik tradisional dan laki-laki mengikuti kelas olahraga. Itu adalah hal-hal yang terjadi pada kelas sebelas, pada tahun pertama kebersamaan kami.
       


     Kemudian pada kelas dua belas, kami mulai mengalami hal-hal yang mengharukan, namun hal-hal bodoh tetap tidak kami tinggalkan. Pada kelas dua belas, kelas kami tidak lagi terletak in the most strategic place melainkan in the worst place. Ya, kelas kami sangat dekat dengan ruang guru, ruang infokom, dan uks. Bahkan tidak sampai lima menit yang dibutuhkan oleh seorang guru untuk berjalan ke kelas kami. Di tahun kedua kami, kami mulai mendapatkan kelas tambahan dan lebih dimanjakan :). Tak ada yang salah dengan kelas tambahan, kelas tambahan menjadi salah ketika subjeknya adalah MATEMATIKA. Di tahun inilah kami mulai mengetahui bahwa diantara kami memiliki satu kesamaan yakni Math Phobia. Para penakut matematika ini sangat ketakutan ketika sosok guru matematika mulai terlihat berjalan ke kelas kami. Pergantian anggota organisasi kelas terjadi di kelas dua belas, ketua kelas kami yang semula Rizki diganti menjadi Agus. Sehingga beberapa kebijakan kelas juga diganti, diantaranya sistem duduk yang ditentukan secara acak oleh kertas yang diundi. Tentu saja ini menjadi hal yang buruk ketika kami mendapat bangku depan tepat saat kelas matematika (Aku mengalaminya berkali-kali). Di kelas ini pula pernah terjadi perang dingin diantara para siswi, yang kemudian ditangani dengan mengadakan meja bundar. Oh iya, di kelas dua belas kami hanya mendapat kelas musik se semester dan kemudian dilanjutkan oleh kelas tari. Kelas inilah yang turut mempererat hubungan kekeluargaan diantara kami. Kami berlatih dance bersama, begadang bersama untuk menyelesaikan panggung pentas kami selama semalaman, bahkan beberapa siswi harus menginap di rumah siswi lainnya demi pentas ini. Sesungguhnya banyak hal yang kami alami bersama namun yang paling kami ingat adalah ketika kami berjuang bersama. Kami harus membawa bekal makan siang untuk kelas tambahan, kami menahan rasa kantuk kami bersama di kelas tambahan akhir, kami ketakutan bersama menunggu bel berakhirnya kelas matematika, kami tertawa bersama ketika sesungguhnya kami ingin cepat-cepat mengakhiri semua ini. Kelelahan kami bukanlah alasan untuk kami saling diam. Justru ketika kami lelah, kami akan tertawa satu sama lain dengan harapan saling berkurang beban di masing-masing pundak kami. Dan perjuangan bersama kami selesai di hari terakhir UN.
      Hari itu kami mulai diam, sedikit tawa untuk mengecoh keadaan yang sebenarnya terjadi, sedikit sapaan untuk tidak membuat keadaan semakin buruk. Sungguh, akhir ini yang tidak kami harapkan, selesainya perjuangan kami menandai selesainya pula kebersamaan kami di satu ruang yang sama. Kami harus berjalan di jalan kami masing-masing, entah bersama dengan beberapa, atau kami berjalan seorang diri. Kami mulai menyumpahi jalan raya yang begitu panjangnya memisahkan kami, menyalahkan air sungai mengapa harus memperpanjang jarak kami, merutuki langit dan awan yang tiba-tiba menjadi lebih luas akhir-akhir ini. Ini sungguh bukan kemauan kami. Meskipun begitu, kami tetap saling menguatkan satu sama lain. Berpura-pura tegar untuk menegarkan yang lain. Setidaknya kami masih satu bumi, satu surya, dan satu bulan. Hanya itu kesamaan kami yang membuat kami yakin, bahwa kami masih bersama.

Minggu, 01 Juni 2014

Satu Tahun Menjadi Mahasiswi Telkom University


      Hai teman. Masih di hari yang sama dan waktu yang sama pula. Postingan kali ini fiki akan bercerita tentang perasaan fiki setelah satu tahun menjadi mahasiswi Telkom University. 

       Setelah satu tahun (hampir sih) fiki sudah dapat beradaptasi dengan lingkungan kampus dan juga Bandung. Awalnya memang sedikit gimana gitu (alias homesick every night). Namun, disini fiki mendapatkan banyak teman, baik yang masih dari kota asal yang sama maupun yang dari kota lain, bahkan pulau lain. Teman-teman lah yang membuat fiki merasa nyaman dan betah disini. Apalagi teman asrama. Sudah hampir satu tahun pula kami berbagi ruang bersama.

      Diatas adalah gambar kamar yang sudah kami tempati selama hampir satu tahun. Fasilitas dapat dikatakan lengkap dan nyaman. Selain kamar asrama, adapun satu tempat yang cukup familiar bagi kami penghuni asrama karena hampir setiap hari kami melewatinya, dan mungkin akan menjadi tidak familiar lagi kelak jika kami sudah pindah kosan. yakni Danau Galau, danau yang terletak di tengah area kampus, dan mau tidak mau kami harus melewatinya jika berangkat ke kampus dengan jalan kaki.
Danau Galau di pagi hari
Danau Galau di sore hari

      Tidak disangka sudah hampir satu tahun fiki disini, banyak juga kenangan enak maupun tidak mengenakkan selama disini, dan itu semua sudah menjadi bagian dari hidup fiki. Meskipun kadang merasa lelah dengan segala rutinitas yang ada, tapi banyak hal dan pengalaman yang fiki peroleh selama disini. Betapa bangganya menjadi mahasiswa Telkom University, menjadi mahasiswa yang benar-benar sangat diperhatikan oleh kampus agar output kami menjadi orang yang berprestasi dan berguna bagi bangsa dan negara, menjadi mahasiswa yang sangat dilatih dengan serangkaian softskills yang kampus sediakan untuk menjadikan kami mahasiswa diatas rata-rata dibandingkan mahasiswa lainnya. Perasaan bangga pun hadir ketika membayangkan senyuman Ibu dan Bapak yang kelak akan bangga jika mengetahui anak sulungnya hidup dengan baik di kampusnya, hidup dengan pengalama-pengalaman yang menakjubkan selama masa kuliahnya, dan hidup terlatih untuk menjadi mahasiswa yang berdaya guna tinggi. Terima kasih Bu, Pak, sudah menyekolahkan fiki disini. :)
       Diatas adalah luapan perasaan fiki setelah hampir satu tahun di Telkom University, terima kasih Telkom University, Terima kasih juga bapak ibu dosen, ibu dosen wali, serta staff-staff yang ramah dan sabar mengahadapi mahasiswa baru seperti kami :) serta terima kasih untuk teman-teman yang turut mengambil peran dalam kehidupan fiki selama disini :)




Mengapa saya memilih Administrasi Bisnis?

      Selamat pagi teman~ happy sunday too! mumpung hari minggu, fiki mau update postingan baru di blog tercinta ini. Dilihat dari judul postingan hari ini, teman-teman pasti tahu apa yang akan fiki bahas. Yap! tentang jurusan yang fiki ambil, yakni S1 Administrasi Bisnis. Lebih tepatnya lagi pagi ini fiki mau cerita mengapa fiki memiliki jurusan tersebut.
Asal muasal fiki memilih jurusan administrasi bisnis adalah karena tidak sengaja. Jika dilihat dari penjurusan selama fiki di SMA, sebenernya memilih adminstrasi bisnis adalah hal yang wajar, karena administrasi bisnis sendiri masuk ke dalam lingkup IPS yang merupakan fokus studi fiki selama 2 tahun di SMA. Akan tetapi, jika dilihat dari segi kemampuan, sebenernya fiki gak begitu cocok-cocok banget ( menurut fiki sih ) soalnya fiki baru tahu kalo di Administrasi Bisnis ini kam belajar Matematika Bisnis dan Statistika Bisnis, yang keduanya merupakan musuh besar bagi fiki. Tapi apa boleh buat, fiki baru mengetahui itu setelah memasuki semester 2.
      Sejak SMA sebenernya fiki berniat mengambil jurusan Hubungan Internasional atau Arsitektur, karena sesuai minat dan cita-cita fiki yang ingin menjadi Duta Besar atau Diplomat serta seorang arsitek. SNMPTNnya sendiri masih lama ketika fiki sudah menentukan jurusan yang akan fiki ambil. Pada Oktober 2012, Telkom University membuka pendaftaran melalui Jalur Penelusuran Prestasi Akademik atau JPPA Gelombang 1. Awalnya sih kurang tertarik karena jurusan yang ditawarkan tidak ada Hubungan Internasional dan Arsiteknya. Namun, karena melihat antusiasme teman-teman fiki yang ikut mendaftar, fiki jadi berpikir ulang dan bertanya saran kepada Ibu. Beliau justru menyarankan fiki untuk masuk Telkom University. Melihat Ibu yang sepertinya menginginkan fiki untuk masuk Telkom University, membuat fiki semakin yakin untuk ikut mendaftar juga. Ketika fiki tengah mendaftar melalui website resmi Telkom University,fiki sangat bingung hendak mengambil jurusan apa ( tidak mungkin teknik ) jurusan yang dapat fiki ambil harus dari fakultas Ekonomi Bisnis, fakultas Industri Kreatif, atau fakultas Ilmu Terapan.
      Sebenernya ada 2 jurusan yang fiki ingin ambil, yakni jurusan Desain Interior dan Seni Rupa dari fakultas Industri Kreatif. Tapi setelah dipikir-pikir, sebaiknya fiki mengambil jurusan yang pasti-pasti aja (atas saran Ibu). Fiki pun melihat-lihat semua jurusan yang berada di fakultas Ekonomi Bisnis, dari beberapa jurusan tiba-tiba fiki tertarik untuk mengambil jurusan Administrasi Bisnis karena pada saat itu nama Administrasi Bisnis terlihat lebih keren daripada jurusan lainnya hehe. Padahal, fiki tidak tahu mengenai Administrasi Bisnis, sejak saat itu pun fiki mulai mencari tahu apa itu Administrasi Bisnis. Setelah dirasa fiki akan mampu belajar Administrasi Bisnis, maka fiki pun fix mendaftar di Administrasi Bisnis sebagai pilihan pertama. Dan Alhamdulillah, pada Tanggal 31 Oktober 2012, fiki pun dinyatakan lolos sebagai mahasiswa baru Telkom University. Sekarang, hampir satu tahun fiki disini untuk belajar Administrasi Bisnis.
      Sekian cerita fiki mengenai alasan mengapa fiki memilih Administrasi Bisnis, Terima kasih sudah menyempatkan diri dan waktu untuk membaca postingan fiki. :)

Jumat, 23 Mei 2014

Memilih PC/Laptop yang Sesuai

   Hello guys, akhirnya ketemu lagi kita di postingan yang sebenernya merupakan tugas Pengantar Aplikom. Malam ini fiki mau bahas "How to buy a right pc/laptop?" sebenernya untuk membeli pc/laptop yang sesuai dengan kebutuhan sih kembali lagi ke Buyer nya. Masing-masing orang memiliki kebutuhan yang berbeda, mahasiswa, siswa sekolah, pegawai, ibu rumah tangga, guru, arsite, dan lainnya memiliki kebutuhan yang berbeda, sehingga untuk membeli pc/laptop yang sesuai, kita harus menggunakan ukuran standar sebagai suatu perbandingan. paling tidak pc/laptop yang memenuhi ukuran standar tersebut merupakan pc/laptop yang ideal untuk kategori umum. sehingga dapat digunakan oleh siapa saja meskipun untuk penggunaan yang lebih detail sesuai dengan aktivitas mereka akan membutuhkan beberapa sedikit tambahan. berikut tips membeli laptop yang sesuai dengan kebutuhan (ukuran standar):

1. Memilih PC/laptop dengan brand/merek yang sudah terkenal.
   Bukan berarti kita meremehkan laptop dari perusahan baru dengan nama yang masih kurang familiar. Padahal bisa saja pc/laptop dengan merek baru justru memiliki inovasi yang lebih canggih dan praktis dibandingkan pc/laptop yang sudah terkenal. Akan tetapi, jika kita ingin membeli pc/laptop yang bagus kualitasnya sementara kita masih newbie, maka fiki sarankan untuk membeli pc/laptop dengan merek yang sudah terkenal. Kualitas pc/laptop dengan merek terkenal umumnya sudah teruji dari waktu ke waktu, sehingga kita tidak perlu khawatir untuk kualitas standar pc/laptop.

2. Perhatikan spesifikasi dan fitur yang ditawarkan.
   Kembali lagi kepada kita sebagai buyer yang memiliki kebutuhan berbeda-beda dengan buyer lainnya. Maka kita harus memperhatikan dengan lebih cermat detail spesifikasi dan fitur yang ditawarkan. Jangan sampai pc/laptop yang kita beli justru tidak tepat digunakan oleh kita karena tidak sesuai dengan kebutuhan kita, atau justru laptop tersebut memiliki ribuan fitur yang canggih sementara kita sesungguhnya tidak terlalu membutuhkan fitur tersebut.

3. Sesuaikan harga dengan kebutuhan.
   Harga sebuah pc/laptop tidak boleh diabaikan, sekalipun pc/laptop tersebut dari merek terkenal dan memiliki spesifikasi serta fitur yang lengkap jika harganya tidak pas dikantong, kita tidak boleh memaksakan untuk membeli pc/laptop tersebut. inti dari memilih pc/laptop yang sesuai adalah untuk dibeli, dan hal "membeli" tidak lepas dari "pendapatan" yang dimiliki oleh pembeli. jangan sampai harga barang lebih tinggi daripada pendapatan calon pembeli. Boleh saja berhutang atau membeli secara kredit, akan tetapi hal ini justru akan lebih merepotkan

4. Perhatikan lama garansi.
   Garansi sebuah pc/laptop harus kita perhatikan pada saat membelinya. Terkadang suatu kerusakan terjadi tanpa diduga. Apabila masih masuk waktu garansi,sebaiknya perbaiki saja pc/laptop dengan memanfaatkan garansi tersebut. karena dengan garansi tersebut, ke ori-an pc/laptop kita masih dapat terjamin.

   Nah demikian yang diatas adalah tips-tips membeli pc/laptop yang disesuaikan dengan kebutuhan dalam ukuran standar. sekian informasi dari fiki yang dapat fiki share di blog ini, sampai berjumpa di postingan berikutnya :)